_-_-_-_-_- Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia _-_-_-_-_-
wanita..
jangan membuang masa..
jangan tenggelam dalam emosi..
jangan menurut nafsu..
jangan banyak bercakap..
jangan sia-siakan hidup anda!
jom tgk bagaimana nak menjadi wanita paling bahagia.
yuk!
.....
( dari Buku Tips Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia karya Dr Aidh Bin Abdullah Al-Qarni )
Salah satu penyakit yang umum menghinggapi para wanita adalah manajemen waktu yang lemah. Seringkali, waktu kita terbuang dengan percuma karena digunakan untuk melakukan maksiat atau bahkan dengan tidak melakukan apa-apa.
Sementara kita tahu bahwa setiap umur yang Allah berikan pada kita akan di hisab, dimintakan pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Para hukama berkata, "Di akhirat kelak kita semua dibangkitkan dari kematian. Sebelum kaki melangkah, Allah SWT telah melontarkan empat pertanyaan. Pertama, 'an umrihi fima afnahu. Umur kita yang diberikan Allah digunakan untuk apa? Kedua, 'an 'ilmihi fima fa'ala. Kita diberi ilmu untuk apa saja? Ketiga, 'an malihi min aina iktasabahu wa fima anfaqahu. Harta yang kita miliki diperoleh dari mana, dengan cara bagaimana dan digunakan untuk apa ? Keempat, 'an jismihi fima ablahu. Tubuh kita digunakan untuk apa?"
Tentu kita tidak ingin masuk dalam kategori orang-orang yang merugi, karena tidak memanfaatkan waktu atau umur yang diberikan Allah SWT pada kita.
"Apa makna usia?" tanya seorang murid kepada seorang mursyid.
"Jawabannya, sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah SAW: Apabila hari ini amal pekerjaan Anda masih sama dengan hari kemarin, berarti Anda merugi. Bila lebih jelek daripada kemarin, terkutuk namanya. Bila lebih bagus, barulah termasuk beruntung.
Nah, apakah usia Anda yang setiap saat berkurang, telah digantikan oleh hal-hal yang lebih baik, atau sebaliknya? Di situlah makna usia Anda."
Selain untuk kehidupan di akhirat, memanfaatkan waktu di dunia dengan hal-hal yang bermanfaat di jalan Allah SWT, juga membuat kita menjadi wanita-wanita bahagia di dunia.
Berikut adalah tips untuk menjadi wanita paling bahagia dengan memanfaatkan waktu dan umur yang ada pada kita:
1. Kemalasan adalah pangkal kegagalan
Marilah kita tekunilah pekerjaan kita dengan benar.
Janganlah berpangku tangan karena bosan, malas, dan tunduk pada kelalaian. Tetapi bangkitlah, rapikan rumah dan perpustakaan pribadi kita. Tunaikan tugas kita, dirikanlah sholat, bacalah al-Quran dan buku-buku yang bermanfaat. Diskusikan kepada tetangga dan teman-teman kita, hal-hal yang mendekatkan diri pada Allah. Pada kondisi demikian, kita akan menemukan kebahagiaan, kelapangan dan kesenangan atas izin Allah.
Janganlah sekali-kali kita menganggur dan tunduk pada kelalaian. Karena itu akan memunculkan rasa was-was, kegelisahan, keraguan dan keruwetan pikiran.
Perhatikan penampilan dan kecantikan tubuh kita. Pakailah wewangian di dalam rumah. Berakhlak mulia dalam menyambut suami, anak-anak, saudara, kerabat dan teman-teman dengan senyum yang tulus dan dada yang lapang.
Jauhilah maksiat karena ia adalah pangkal kesedihan, khususnya maksiat yang banyak dilakukan wanita, seperti memandang yang haram, berdandan berlebihan, berkhalwat (menyendiri) dengan laki-laki bukan muhrim, bersumpah serapah, mengumpat, menggunjing, atau kufur terhadap suami dan tidak mengakui kebaikannya.
Sesungguhnya, semua itu adalah dosa-dosa yang banyak dilakukan oleh wanita kecuali bagi mereka yang dirahmati Allah saja. Maka berhati-hatilah terhadap murka Allah Yang Maha Tinggi, dan bertakwalah kepada-Nya karena sesungguhnya ketakwaan menjadi jaminan atas kebahagiaan dan kepuasan jiwa kita.
2. Tidak punya waktu untuk pergaduhan/perselisihan
Jauhilah perselisihan atau diskusi buta dalam perkara-perkara yang masih simpang siur.Sebab itu dapat menyempitkan dan menodai hati nurani. Ungkapkan pemikiran kita dengan tenang tanpa tekanan, suara keras, dan wajah yang masam.
Jauihilah sikap asal membantah dan mengkritik karena hal itu dapat menghilangkan ketentraman hati dan menambah buruk reputasi kita. Katakanlah dengan kalimat yang lembut, tenang, dan penuh cinta.
Pada kondisi demikian, kita akan menguasai hati orang lain bahkan memuaskan jiwa mereka.
Sesungguhnya,
penyebab kecemasan dan kesedihan adalah seringnya bergosip tentang orang lain dengan mencela, menghina dan mengurangi wibawa mereka. Sikap seperti ini akan menghilangkan pahala, mendatangkan dosa, serta menjauhkan ketenangan diri kita. Sibukanlah diri kita dengan memperbaiki aib sendiri dan jangan pedulikan aib orang lain.
Sesungguhnya, Allah tidak menciptakan kita dengan maksum—yang hanya dimiliki oleh Rasul-Nya. Kita semua memiliki dosa dan aib, maka berbahagialah orang-orang yang sibuk dengan aibnya sendiri dan tidak mencampuri aib orang lain.
3. Masuklah ke dalam ilmu pengetahuan
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan dipahamkan tentang agama.” (HR Bukhari dan Muslim)
Jadi, bacalah buku-buku agama yang mudah, bermanfaat dan memberikan bekal ilmu dan pemahaman agama, seperti Riyadhus Shalihin, Fiqh as-sunnah, tafsir-tafsir yang mudah, dan buletin-buletin yang bermanfaat.
Sesungguhnya, amal yang paling mulia adalah dengan mengenal dan mengetahui maksud Allah dalam kitab-Nya dan maksud Rasulullah dalam sunnahnya. Perbanyaklah mentadaburi dan mempelajari al-Quran bersama saudara kita.
Hafalkan ayat-ayat yang mudah di dalamnya. Simak dan praktekanlah kandunganya dalam hidup kita. Sesungguhnya bersikap masa bodoh terhadap syariat Allah akan mengakibatkan kegelapan bagi hati dan menyesakan dada kita.
Hindarilah waktu yang sia-sia dengan mendengarkan lagu-lagu dan menonton sinetron-sinetron, karena setiap detik waktu kita pasti akan dihisab. Oleh karena itu, pergunakanlah waktu kita untuk menggapai ridha Allah.
Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya (at-Thalaq (65): 4)
4. Jadikanlah Hari Kita penuh dengan keberkahan
Ketika kita mendirikan sholat subuh, cobalah untuk duduk dengan khusuk, menghadap kiblat 10 atau 15 menit. Kemudian lanjutkan dengan memperbanyak dzikir dan berdoa. Mintalah pada Allah hari yang indah, hari yang baik dan penuh keberkahan, hari yg berbahagia, berisi kesuksesan, kesalehan dan keberuntungan. Mintalah pada-Nya hari tanpa marabahaya, krisis dan problematika.
Dan hari yang rezekinya dan kebaikannya berlimpah, perlindunganya luas, atau hari yg tidak ada kekeruhan didalamnya, yang tiada pula ada kegalauan dan kesedihan.
Duduk seperti ini—Insya Allah—merupakan jaminan persiapan kita untuk menjalani hari yang baik, hari yang penuh dengan keberkahan dan manfaat.
5. Jangan menyia-nyiakan waktu dalam kehampaan
Rasulullah saw bersabda kepada Aisyah ra.” Bila kamu merasa telah berdosa, maka beristighfarlah pada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya. Karena sesungguhnya bila seorang hamba mengakui dosanya lalu bertaubat, maka Allah pasti menerima taubatnya..”.
Bayangkan kita telah meraih segala yang kita cita-citakan. Tiba-tiba segala yang kita miliki itu hilang tanpa bekas. Pada saat itu pasti kita menangis, mengeluh, menyesal, sambil menggigit jari karena tidak menerima kejadian tersebut.
Bagaimana, bila yang hilang itu adalah umur tanpa manfaat, sedangkan kita tidak menyadarinya?
Sesungguhnya, umur kita ibarat intan permata yang tidak bisa dihargai dengan materi apa pun. Sebenarnya, umur itu terdiri dari tarikan napas, dan setiap hembusan napas yang keluar, selamanya, tidak pernah kembali lagi.
Napas-napas itu adalah modal utama kehidupan kita di dunia. Dengan napas itu, kita dapat menukar apa pun yang kita inginkan dari kenikmatan surga.
Jadi, kenapa kita menyia-nyiakan umur kita tanpa bertaubat?
6. Kekosongan menimbulkan kehinaan
Rasulullah saw. Telah mengingatkan tentang kelalaian orang-orang dari kenikmatan kesehatan dan waktu yang dianugerahkan kepada mereka. Beliau bersabda, “Ada dua nikmat yang di dalam keduanya, kebanyakan manusia berada dalam kerugian, yaitu kesehatan dan kesenggangan”.
Banyak orang yang sehat jasmani mengalami kebimbangan dalam kehidupan ini tanpa ada harapan yang mengarahkannya, tanpa kesibukan, dan tanpa misi yang ingin diraih atau mengarahkan umurnya untuk meraih kesuksesan.
Apakah untuk itu manusia diciptakan? Sekali-kali tidak.
Allah swt, berfirman,“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya. (al-Mu’minun (23):115-116)
7. Sibukanlah diri pada hari ini
Apa manfaatnya mencakar-cakar muka dan merobek-robek pakaian ketika kehilangan peluang dan mendapatkan kerugian? Apa faedah yang didapatkan seseorang yang mengungkit-ungkit masa lalu, kejadian yang telah dikubur oleh waktu, dengan pikiran dan perasaannya yang justru akan menambah penderitaan dan kesedihan dalam hati?
Seandainya tangan dan kekuasaan kita dapat menjangkau masa lalu, merangkul kejadian-kejadiannya, mengubah perkara yang dibenci dengan perkara yang disenangi, maka kembali ke masa lalu adalah perkara yang wajib dan kita pun akan berbondong-bondong kembali kepadanya.
Kemudian kita akan menghapus segala perkara yang kita sesali, dan melipatgandakan jatah kebaikan kita yang masih kurang. Namun sesungguhnya hal itu adalah mustahil.
Maka, yang terbaik bagi kita adalah memulai hari-hari dan malam-malam yang baru karena didalamnya, kita dapat mengganti yang telah lampau.
Inilah perkara yang diperingatkan dan diisyaratkan oleh al-Quran setelah perang Uhud. Allah swt Menyatakan kepada orang-orang yang menagisi para syuhada dan menyesal karena ikut keluar ke medan perang.
Allah swt. Berfirman,“..Katakanlah, “sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu pasti keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.” (Ali Imran (3): 154).
Jika kita memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya maka, Insya Allah, bisa mengucapkan selamat tinggal pada kesedihan, kegalauan, lorong-lorong kesengsaraan, dan juga keputusasaan dan kegagalan.
Wallahu'alambishawab.